Blog  

'Anak saya hilang di sini' – Warga Pasaman mencari anaknya yang … – BBC

Sumber gambar, BBC Indonesia / Halbert Chaniago
Tim penyelamat mencari korban hilang yang tertimbun tanah longsor akibat gempa dengan alat seadanya karena lokasi pencarian masih sulit dijangkau alat berat.
Tim penyelamat hingga Senin (28/2) masih terus mencari sejumlah warga yang hilang sejak gempa bumi bermagnitudo 6,1 mengguncang Kabupaten Pasaman, Pasaman Barat dan sekitarnya pada Jumat lalu. Sejumlah korban diduga tertimbun tanah longsor akibat gempa.
Mereka mencari korban hilang dengan memakai alat seadanya karena lokasi pencarian masih sulit dijangkau alat berat.
Gempa itu tak pelak masih menyisakan kenangan pahit bagi Sapir (75), warga Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.
Lelaki paroh baya itu hanya termangu menatap timbunan longsor yang menutup lahan seluas 5 km persegi tersebut. Anaknya hilang.
"Anak saya hilang di sini," katanya saat diwawancarai Halbert Chaniago, jurnalis di Sumatra Barat yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Akhir dari Artikel-artikel yang direkomendasikan
Baca juga:
Anaknya ketiganya yang bernama Sapar (42) tertimbun longsor dari Gunung Talamau usai gempa Jumat lalu.
"Saat gempa itu, saya sedang berada di ladang saya di kaki Gunung Talamau ini," kata Sapir.
Setelah merasakan gempa pertama, ia langsung berkemas untuk pulang ke rumahnya. Baru beberapa meter berjalan, ia kembali merasakan gempa kedua.
"Saat gempa kedua, saya langsung terduduk dan tidak bisa berjalan lagi," lanjutnya.
Beberapa menit setelah gempa kedua, ia mendengar suara gemuruh seperti bunyi pesawat yang sangat dekat.
"Bunyinya sangat dekat, awalnya saya tidak tahu itu bunyi apa dan datangnya dari mana," ungkapnya.
Sumber gambar, BBC Indonesia / Halbert Chaniago
Mendengar suara gemuruh itu, lelaki paruh baya itu langsung melangkah pulang ke rumahnya.
Begitu sampai, ia menemukan rumahnya yang semi permanen itu sudah tidak bisa ditempati lagi dan hanya satu ruangan yang layak huni.
"Sesampainya di rumah, saya mendapat kabar dari tetangga bahwa ada 'galodo' (longsor) Gunung Talamau," katanya.
Beberapa jam kemudian, hampir semua anaknya berkumpul di rumah kecuali satu lagi yang tidak kunjung datang.
"Kami sudah menunggu hingga sore, anak saya yang ketiga tidak datang juga," katanya.
Hingga malam, ia baru mendapat kabar bahwa saat kejadian longsor tersebut anaknya sedang menanam nilam di ladang jagungnya.
"Lemah seluruh tubuh saya mendengar kabar itu. Saya tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Selera makan langsung hilang," katanya.
Usai mendengar kabar itu, ia langsung pergi ke ruangan yang masih tersisa usai gempa merobohkan rumahnya.
Sumber gambar, ANTARA PHOTO
Petugas gabungan dari Basarnas Padang, TNI, Polri, BPBD dan dibantu masyarakat melakukan pencarian korban longsor di jorong Guguk Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, Minggu (27/2/2022).
"Selama dua hari, saya hanya tertidur. Selera makan saja tidak ada. Saya hanya terpikirkan anak saya yang belum diketahui keberadaannya," katanya.
Minggu (27/02/2022) ia langsung menuju lokasi longsor dan melihat bahwa posisi ladang jagung anaknya sudah rata dengan tanah.
"Hingga saat ini saya masih belum pulang dan masih menunggu tim untuk melakukan pencarian. Saya harap anak saya bisa ditemukan," tuturnya.
Investigasi untuk menyibak tabir adopsi ilegal dari Indonesia ke Belanda di masa lalu
Episode
Akhir dari Podcast
Tim pencarian korban hilang di Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman masih mencari lima orang yang hilang.
"Kami masih melakukan pencarian terhadap korban di daerah seluas kurang lebih empat sampai lima kilometer persegi ini," kata Kepala Seksi Operasi Basarnas Padang, Octavianto.
Pencarian tersebut dilakukan di beberapa titik yang diduga adalah posisi korban. Beberapa titik tersebut digali menggunakan peralatan seadanya, berupa cangkul dan mesin pemotong kayu. Tidak ada alat berat yang digunakan untuk melakukan pencarian.
"Kami terkendala peralatan saat ini. Alat berat tidak bisa diawa ke sini karena terkendala jalur yang sempit," katanya.
Menurutnya, pencarian akan dilakukan selama tujuh hari terhitung Jumat (25/02/2022) dan akan diperpanjang selama tujuh hari lagi jika diperlukan.
"Kami akan berusaha untuk mencari korban yang hilang ini bersama semua tim," tutupnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 11 orang meninggal dunia, empat hilang, dan 13.000 warga mengungsi akibat gempa yang mengguncang Pasaman pada Jumat (25/02).
Selain itu, lebih dari 1.400 rumah warga rusak akibat guncangan gempa. Jumlah itu belum termasuk fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah yang turut rusak.
Sumber gambar, Antara
Kondisi Masjid Raya Kajai yang rusak akibat gempa bumi.
Sebelumnya, warga di Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat diminta waspada karena masih ada potensi gempa susulan setelah gempa bumi bermagnitudo 6,1 pada Jumat pagi (25/02) yang memakan korban jiwa dan melukai puluhan warga.
Jurnalis di Pasaman Barat yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Halbert Chaniago, mengatakan guncangan-guncangan masih terasa hingga Jumat (25/02) malam. "Tapi guncangan belum terasa pada Sabtu pagi," ujarnya.
Jumlah korban jiwa terus bertambah. Pada Sabtu (26/02), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan total warga yang meninggal dunia kini 10 orang — enam orang di Kabupaten Pasaman dan empat di Pasaman Barat.
Sepuluh warga menderita luka berat dan 76 mengalami luka ringan, imbuh BNPB.
Data dari BPBD setempat merinci dua korban jiwa di Kabupaten Pasaman adalah anak-anak berusia 4-6 tahun.Di wilayah Kabupaten Agam, satu bayi dikabarkan menderita luka-luka dan telah mendapatkan perawatan medis.
Kepala Kantor SAR Padang, Asnedi, semula mengatakan bahwa enam warga di Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman dilaporkan hilang.
Setelah dilakukan pencarian, sebanyak dua warga ditemukan meninggal dunia tertimbun longsor. Karena itu, pada Sabtu (26/02) malam, korban hilang tersisa empat orang.
Baca juga:
Gempa hari Jumat telah menyebabkan bangunan-bangunan di Kabupaten Pasaman Barat rusak dan beberapa di antaranya roboh.
Adapun rumah sakit setempat kewalahan langsung menerima banyak warga yang luka-luka.
Sumber gambar, BBC/Halbert Chaniago
Rumah sakit di Pasaman Barat kewalahan merawat warga yang terluka akibat gempa hari Jumat kemarin.
Sedangkan total korban luka-luka mencapai 85 orang, dengan rincian luka berat 10 orang dan luka ringan 50 orang di Pasaman Barat, serta 25 orang di Pasaman.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan kebutuhan mendesak yang dibutuhkan warga terdampak antara lain terpal dan tenda pengungsian, makanan siap saji, air bersih, serta perlengkapan keluarga.
"Pada masa penanganan darurat ini, selain pelayanan warga terdampak, priortas utama dalam 7 x 24 jam ke depan yaitu pencarian dan penyelamatan korban gempa," katanya dalam pernyataan pers yang disebarkan melalui grup WhatsApp, Sabtu (26/02).
Warga: "Semuanya hancur"
Yarna, salah seorang warga yang hancur rumahnya.
Seorang warga yang terdampak menceritakan rumahnya hancur akibat hantaman gempa.
"Tidak ada lagi, semuanya hancur dan rata karena gempa tadi" kata Yarna (53) warga Kecamatan Pasaman, ketika ditemui Jumat (25/02).
Yarna bersama puluhan warga lain berada di tenda darurat – terbuat dari terpal dan dipasang di halaman rumahnya yang ambruk pada Jumat malam ini.
"Tadi pagi saya merasakan gempa dua kali. Saat gempa pertama, saya langsung keluar rumah dan duduk di jalan sambil mengucap," katanya.
Gempa susulan diperkirakan masih akan ada walaupun bermagnitudo rendah.
"Saat gempa kedua, saya masih berada di jalan yang berjarak 10 meter dari rumah dan saya melihat rumah saya ambruk sambil memeluk cucu saya," katanya lagi.
"Tidak ada yang bisa saya selamatkan. Semuanya hancur dan sudah tidak ada lagi," kata Yana (53), menangis.
Saat gempa mengguncang sebagian daerah Sumatera Barat, Yarna hanya tinggal dengan cucunya. Sementara anaknya sedang berada di sekolah dan anaknya yang lain berada di rumah mereka masing-masing.
Perempuan paruh baya itu kembali tertunduk melihat rumahnya yang sudah rata dengan tanah.
Tidak hanya Yarna, warga lainnya juga merasakan kepedihan yang sama. Rumah mereka ambruk dan mengalami kerusakan yang cukup parah.
Banyak rumah yang rusak akibat gempa dengan kekuatan 6,1 pada skala richter.
Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat mencatat sebanyak 400 rumah di Kabupaten tersebut mengalami kerusakan yang parah.
"Untuk kerusakan, jumlah rumah yang rusak sebanyak 400 unit rumah. Itu kategori rusak ringan dan berat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumatera Barat, Rumainur.
Menurutnya, ada sebanyak 5.000 jiwa yang harus diungsikan ke lokasi lain. Karena rumah mereka masih belum bisa ditempati.
"Untuk korban jiwa di Kabupaten Pasaman Barat yang kami catat ada tiga orang dan data ini akan terus bergerak," katanya.
Rumainur juga mengungkapkan bangunan sebuah sekolah dasar negeri rusak berat, satu Bank Nagari rusak sedang, satu balairung rusak sedang, dan aula kantor bupati Pasaman Barat rusak sedang.
Dia juga mengungkapkan tim reaksi cepat BNPB sudah dikerahkan ke lokasi.
Sumber gambar, BPBD Pasaman Barat
Rumah rusak akibat gempa di Pasaman Barat
Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi, mengungkapkan gempa kemarin telah menyebabkan ratusan bangunan rusak.
"Daerah terparah yang mengalami kerusakan yaitu Nagari Kajai di Kecamatan Talamau dan Nagari Kinali," kata Bupati seperti dikabarkan Antara. Jajarannya telah dikerahkan untuk evakuasi dan penanganan lebih lanjut dan membuat posko.
Puluhan korban gempa telah dirujuk ke Rumah Sakit Yarsi Simpang Empat. Di antara korban luka-luka ada yang menderita patah tulang.
Pihak rumah sakit, walau terus memberi pelayanan maksimal, mengaku kewalahan menerima pasien korban gempa karena terbatasnya ruangan dan tenaga, ungkap Direktur RS Yarsi Simpang Empat Meri Erliza, seperi dikutip Antara.
Kepala BMKG, Dwikorina Karnawati, mengungkapkan bahwa gempa bermagnitudo 6,1 (sebelumnya disebut 6,2) terjadi pada pukul 08.39 WIB tepatnya di darat pada jarak 17 km Timur Laut Pasaman Barat dengan kedalaman 10 km.
Gempa 6,1 ini disertai sedikitnya 15 gempa susulan. BMKG mengungkapkan masih ada gempa susulan selama 1-2 hari ke depan walau bermagnitudo rendah.
Maka Dwikorita mengimbau penduduk untuk waspada. "Warga dengan rumah yang rusak atau sudah miring agar segera menjauh. Begitu pula dengan yang tinggal di tebing untuk juga menjauh karena gempa susulan bisa berpotensi longsor.
Gempa juga berdampak pada pengungsian warga. Hingga kini sebanyak 5.000 warga mengungsi di 35 titik. BPBD melaporkan sebaran titik pengungsian di Kecamatan Talamau, Kecamatan Pasaman dan Kinali. Petugas di lapangan masih mendata warga yang mengungsi.
Sumber gambar, BPBD Pasaman Barat
Laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah Provinsi Sumatra Barat menyebutkan guncangan dirasakan kuat 3–5 detik di Kabupaten Pasaman Barat. Durasi. Laporan sementara, lokasi yang terdampak parah berada di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat.
Kekuatan guncangan yang sama juga dirasakan warga di Kabupaten Pasaman. Guncangan kuat mengakibatkan masyarakat panik dan keluar rumah.
"Sejumlah kerusakan terjadi di kabupaten tersebut, seperti fasilitas pendidikan dan rumah warga. Namun demikian BNPB masih melakukan koordinasi lebih lanjut dengan BPBD setempat terkait dampak gempa," ungkap siaran pers BNPB.
Pada Kabupaten Limapuluh Kota, gempa dirasakan kuat oleh warga selama 2 hingga 5 detik. Laporan sementara ada kerusakan rumah warga di dua kecamatan, yaitu di Kecamatan Bukit Barisan dan Kecamatan Gunung Ameh. BNPB juga masih melakukan konfirmasi terhadap informasi ini.
Guncangan kuat dirasakan di sejumlah wilayah lain, seperti Kabupaten Agam, Padang Pariaman dan Pariaman. BPBD Kabupaten Agam juga melaporkan adanya guncangan kuat yang dirasakan masyarakat dengan durasi 3 hingga 4 detik.
Sumber gambar, ANTARA PHOTO
Puluhan korban gempa telah dirujuk ke Rumah Sakit Yarsi Simpang Empat. Di antara korban luka-luka ada yang menderita patah tulang.
Sebagian masyarakat panik dan keluar rumah. Pihaknya sedang melakukan kaji cepat di lapangan dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya.
Laporan adanya guncangan kuat dilaporkan BPBD Padang Pariaman dan Kota Pariaman. Warga Padang Pariaman merasakan gempa kuat selama 2 hingga 5 detik, sedangkan di Kota Pariaman dirasakan 3 hingga 4 detik. Warga di wilayah tersebut mengalami kepanikan.
Sementara itu, BPBD Kota Padang melaporkan guncangan dirasakan lemah selama 1 hingga 3 detik. Namun demikian, sebagian warga dilaporkan sempat panik dan keluar rumah. Hal serupa dialamai warga di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Parameter gempa tercatat berada pada 17 km timur laut Pasaman Barat, Sumatra Barat, dengan kedalaman 10 km. Kekuatan gempa yang dihitung dengan skala Modified Mercalli Intensity (MMI) menyebutkan wilayah Pasaman pada V MMI, Agam, Bukit Tinggi dan Padang Panjang IV MMI, Padang, Payahkumbuh, Aek Godang dan Gunung Sitoli III MMI, Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan dan Rangkinang II MMI.
Menyikapi kondisi pascagempa, warga diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan. BNPB meminta warga untuk tidak terpancing pada kemungkinan isu negatif yang beredar dan dapat menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
Berita ini diperbarui pada Senin, 28 Februari 2022, sekitar pukul 16.10 WIB, dengan menambahkan informasi tentang pencarian korban hilang.
© 2022 BBC. BBC tidak bertanggung jawab atas konten dari situs eksternal. Baca tentang peraturan baru terkait link eksternal.

source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *