Blog  

Ferdy Sambo ke Bharada E sebelum Tembak Brigadir J: Hajar, Chard! – CNN Indonesia

Penembakan terhadap Brigadir J terjadi setelah ada aba-aba dari Irjen Ferdy Sambo kepada Bharada Richard Eliezer (Bharada E). Hal itu terungkap dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Sambo.
CNN Indonesia sempat melihat BAP Sambo di kasus etik tersebut. Peristiwa penembakan terjadi di rumah dinas Sambo, Jalan Duren Tiga Nomor 46, Jakarta Selatan, 8 Juli 2022. 
Sambo dalam BAP mengaku tidak ingat jam berapa tiba di rumah dinas. Dia hanya mengingat tiba di rumah pada sore hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Setelah tiba di Komplek Polri Duren Tiga, saya lupa memerintahkan driver untuk ke Duren Tiga, sehingga rumah saya terlewat, kemudian saya perintahkan untuk berhenti di pertigaan kemudian saya turun masuk ke dalam rumah,” kata Sambo seperti tertulis di BAP.

Dalam rumah dinas, Sambo kemudian memerintahkan antara Bripka Ricky atau Kuat Maruf untuk membawa masuk Brigadir J.  
“Saya lupa siapa yang saya perintah,” kata Sambo merujuk BAP.
Sambo mengatakan ia juga memerintahkan Kuat, Bripka Ricky dan Bharada E masuk ke dalam rumah. Namun Sambo mengaku tidak melihat istrinya, Putri Candrawathi, di dalam rumah.
Setelah Brigadir J masuk Sambo lantas menanyakan peristiwa pelecehan dan pemerkosaan di Magelang yang dilakukan Brigadir J ke Putri. Peristiwa pemerkosaan itu diketahui Sambo berdasarkan cerita istrinya. 
“Kenapa kamu tega berbuat kurang ajar ke ibu?” tanya Sambo ke Josua. 
“Tega apa komandan?” kata Josua merujuk BAP Sambo.
Menurut Sambo, Brigadir J menjawab dengan nada menantang.
“Kemudian saya jawab, ‘kamu kurang ajar sama ibu’,” kata Sambo. 
“Kurang ajar apa komandan,” balas Josua dalam BAP Sambo.

Penilaian Sambo, jawaban Brigadir J seperti tidak ada bersalah, melawan dan menantang dirinya. Sambo mengaku emosi dan marah, mengingat apa yang dilakukan Brigadir J berdasarkan cerita istrinya. 
Dalam kondisi itu Sambo mengaku spontan memberi perintah kepada Bharada E.
“Hajar, Chard!,” perintah Sambo merujuk BAP.
Dari perintah itu, Bharada E dikatakan Sambo menembak Brigadir J sebanyak lima kali dari jarak 2 sampai 3 meter.
“Kejadian tersebut disaksikan oleh Bripka Ricky dan Saudara Kuat,” tulis Sambo di BAP. 
Sambo juga menyatakan perintahnya kepada Bharada E untuk menghajar Josua bukan dimaksudkan sebagai perintah menembak Josua. 
“Yang kemudian dilakukan penembakan oleh Bharada Richard, hal tersebut di luar perkiraan saya,” tulis BAP Sambo.
Sambo mengaku panik setelah menyaksikan Bharada E menembak Brigadir J. Dia kemudian menggunakan senjata api milik Brigadir J untuk menembak ke arah dinding tangga untuk membuat kesan ada perlawanan dari Brigadir J.
“Setelah itu senjata itu saya letakkan di sebelah mayat Brigadir J. Saya lupa berapa kali saya tembakan. Adapun arah tembakan senjata HS itu ke arah dinding tangga,” kata Sambo di BAP.

CNN Indonesia mengkonfirmasi pengakuan Sambo di BAP kepada Mabes Polri. Kadiv Humas Mabes Polri Dedi Prasetyo menyatakan materi BAP Sambo sepenuhnya kewenangan penyidik.
“Itu materi penyidikan, biar penyidik saja yang sampaikan,” kata Dedi. 
Timsus Mabes Polri telah menetapkan lima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J, yakni Ferdy Sambo, Bripka Ricky, Bharada E, Kuat Maruf dan Putri Candrawathi.
Kelimanya dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana jo Pasal 338 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 56 ke-1 KUHP.

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

source

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *