wavinghands.org
Seorang Jamaah Haji asal Makassar, Sulawesi Selatan, menjadi viral setelah memperlihatkan perhiasan emas saat tiba di tanah air. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan oleh Bea Cukai, diketahui bahwa seluruh perhiasan emas yang dipakainya ternyata bukanlah asli, melainkan imitasi.
Wanita berusia 46 tahun tersebut, bernama Suanarti Daeng Kanang, mencuri perhatian warga Kota Makassar dan dunia maya saat tiba di tanah air setelah menunaikan ibadah haji. Jamaah Hajiini terlihat berpose dan bergoyang sambil memperlihatkan perhiasan emas kuning yang mengkilau. Melihat aksinya tersebut, kepala Bea Cukai Makassar kemudian melayangkan surat pemeriksaan kepada Suanarti agar dapat memberikan klarifikasi.
Penjelasan Lanjut dari Kepala Bea Cukai Makassar Jamaah Haji Makassar Viral ini
“Pada Senin pagi, age bia cukai kami akan memeriksa barangnya terlebih dahulu. Apakah itu emas asli atau imitasi. Kemudian, nanti akan dilakukan perhitungan pajaknya. Memang ada ketentuan impor, pembebasan 500 Dolar AS. Jadi, kalau lebih dari 500 Dolar AS, yang melebihinya itu yang akan diperhitungkan biaya masuk dan pajak dalam rangka impornya,” jelas Kepala Bea Cukai Makassar.
Suanarti diam seribu bahasa dan didampingi oleh kuasa hukumnya dalam pemeriksaan tersebut. Tim Bea Cukai mengajukan puluhan pertanyaan kepada Suanarti terkait perhiasan yang ia kenakan. Namun, Suanarti tetap bungkam.
Berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Bea Cukai Makassar, akhirnya terungkap bahwa perhiasan emas yang dibeli oleh Suanarti dari Mekah ternyata tidak asli, melainkan hanya imitasi. Perhiasan tersebut dibelinya dengan harga 900.000 Rupiah. Karena harga barangnya di bawah 500 Dolar, Kantor Bea Cukai tidak membebankan pajak kepada jamaah haji ini.
Sebelumnya, Suanarti Daeng Kanang kembali ke tanah air dari Mekah dengan gaya glamor dan mengaku menggunakan perhiasan emas seberat 180 gram. Sosoknya langsung menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian Bea Cukai. Andi Muhammad Sardi melaporkan dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Meskipun perhiasan emas yang dikenakan oleh Suanarti ternyata bukanlah asli, peristiwa ini tetap menunjukkan pentingnya melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap barang bawaan jamaah haji. Bea Cukai memiliki peran yang vital dalam menjaga keamanan dan menghindari penyelundupan barang ilegal atau tidak diperbolehkan ke dalam negeri.
Apakah Suanarti Daeng Kanang Memberikan Klarifikasi Terhadap Perhiasan yang Ia Kenakan?
Suanarti Daeng Kanang, yang merupakan sosok pribadi tertutup, tidak tampak mengambil langkah untuk mengklarifikasi masalah ini. Kekurangan informasi ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pemaparan publik atau keengganan Daeng Kanang untuk membagikan informasi pribadi.
Sebagai individu yang hidup di era sebelum media sosial dan paparan publik yang luas, kemungkinan besar Suanarti Daeng Kanang juga tidak merasa memiliki kewajiban untuk membagikan atau menceritakan detail tentang pilihan perhiasannya. Hal ini mungkin juga menjadi aspek budaya, di mana wanita di masa itu umumnya tidak membicarakan tentang perhiasan mereka secara terbuka, apalagi jika mereka berasal dari keluarga bangsawan atau kaya raya.
Jika kita berbicara tentang perhiasan yang dikenakan oleh wanita Bugis seperti Suanarti Daeng Kanang ini, kita perlu memahami bahwa perhiasan tersebut sangat penting dalam budaya dan adat istiadat mereka.
Perhiasan yang dikenakan oleh wanita Bugis biasanya terbuat dari emas dan seringkali dilengkapi dengan berlian atau batu permata lainnya. Mereka melambangkan status sosial dan prestise, dan juga digunakan untuk perayaan atau upacara adat.
Namun, meski perhiasan memiliki peran penting dalam budaya Bugis, tidak ada informasi khusus yang dapat dipastikan tentang apakah Suanarti Daeng Kanang pernah memberikan klarifikasi terkait perhiasan yang ia kenakan. Secara umum, dapat diasumsikan bahwa perhiasan yang ia kenakan menggambarkan status sosial dan latar belakang keluarganya yang ternama dan kaya raya.
Secara keseluruhan, meski kita bisa berspekulasi tentang perhiasan yang dikenakan oleh Suanarti Daeng Kanang, kita tidak dapat memastikan apakah dia pernah memberikan klarifikasi spesifik tentang perhiasan yang dia kenakan. Ini adalah informasi yang mungkin hanya diketahui oleh Daeng Kanang sendiri dan orang-orang yang dekat dengannya.
Reaksi Suanarti Terhadap Puluhan Pertanyaan yang Diajukan oleh Tim Bea Cukai
Sejauh yang diketahui, Suanarti merupakan sosok yang tertutup dan tidak banyak membicarakan kehidupan pribadinya secara publik. Hal ini membuat informasi mengenai interaksi dan reaksi beliau terhadap situasi tertentu, seperti pertanyaan dari Tim Bea Cukai, sulit untuk diketahui atau dianalisis dengan akurat.
Jika kita berbicara dalam konteks umum tentang bagaimana seorang individu mungkin merespons puluhan pertanyaan dari Tim Bea Cukai, bisa dipahami bahwa situasi seperti itu mungkin menimbulkan berbagai reaksi. Seorang individu mungkin merasa tertekan, cemas, atau merasa tidak nyaman dengan serangkaian pertanyaan yang diajukan.
Ada juga kemungkinan seseorang merasa curiga atau merasa hak-hak mereka dilanggar. Namun ini hanyalah spekulasi umum dan tidak bisa diaplikasikan kepada Suanarti Daeng Kanang tanpa data atau informasi konkret.
Namun, terlepas dari situasi tersebut, jika Suanarti Daeng Kanang benar-benar menghadapi situasi ini, sebagaimana yang dialami oleh banyak orang pada posisinya, kita bisa mengandaikan bahwa dia mungkin menanggapinya dengan cara yang profesional. Sebagai bagian dari keluarga terpandang dan berpengaruh, besar kemungkinan bahwa dia mampu mempertahankan sikap yang tenang dan kontrol diri yang baik dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Tim Bea Cukai.
Namun, seperti yang telah disebutkan, ini semua adalah dugaan dan spekulasi berdasarkan informasi umum dan bukan berdasarkan pertanyaan atau situasi yang spesifik terkait Suanarti Daeng Kanang.
Tanpa informasi atau sumber yang valid dan andal, sulit untuk membuat klaim atau pendapat yang pasti tentang bagaimana Suanarti Daeng Kanang secara spesifik merespon puluhan pertanyaan dari Tim Bea Cukai.
Mengapa Peristiwa ini Menunjukkan Pentingnya Pemeriksaan dan Pengawasan Terhadap Barang Bawaan Jamaah Haji?
Pertama, pemeriksaan dan pengawasan terhadap barang bawaan Jamaah Haji sangat penting dalam mencegah penyelundupan barang ilegal. Beberapa orang mungkin mencoba menggunakan kegiatan ibadah haji sebagai penutup untuk menyelundupkan barang ilegal seperti narkoba, senjata, atau barang-barang yang dilarang oleh hukum.
Kedua, perlunya pemantauan terhadap barang bawaan jamaah juga bertujuan untuk memastikan keselamatan dan kesehatan mereka. Jamaah bisa jadi membawa barang-barang yang berpotensi berbahaya atau melanggar regulasi keberangkatan haji, misalnya obat-obatan tertentu, makanan, atau benda tajam yang bisa merugikan diri sendiri atau jamaah lain.
Ketiga, pengawasan barang bawaan jamaah haji juga relevan dalam konteks penyebaran penyakit. Dalam kondisi tertentu, barang pribadi bisa menjadi media penyebaran penyakit. Misalnya, dalam konteks pandemi COVID-19, barang-barang pribadi bisa menjadi medium yang membawa virus. Dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan, potensi penyebaran penyakit dapat diminimalkan.
Akhirnya, pemeriksaan dan pengawasan terhadap barang bawaan Jamaah Haji juga berperan dalam memastikan kelancaran proses ibadah haji itu sendiri. Dengan melakukan pemeriksaan dan pengawasan, pihak berwenang dapat mencegah terjadinya gangguan atau masalah yang bisa menghambat proses ibadah.
Jadi, melalui berbagai alasan di atas, penting bagi pihak berwajib untuk melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap barang bawaan Jamaah Haji. Melalui pemeriksaan dan pengawasan yang ketat, dapat tercipta situasi yang aman dan kondusif bagi pelaksanaan ibadah haji.
source