harianfakta.com – Reumatik adalah penyakit yang dapat menyebabkan nyeri, kekakuan, dan pembengkakan pada persendian.
Rematik juga dapat menyebabkan rasa sakit pada struktur tubuh lain seperti otot, tendon, ligamen, dan tulang.
Namun penyakit rematik juga bisa menyerang area tubuh lainnya seperti organ dalam.
Beberapa penyakit rematik dapat memengaruhi jaringan ikat.
Penyebab
Secara umum, rematik terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh sendiri.
Dokter masih belum mengetahui pasti penyebab fenomena ini.
Terkadang hal itu terbentuk dalam gen.
Faktir lain seperti asap rokok, polusi, atau sesuatu yang menyebabkan infeksi juga bisa berperan.
Penyakit rematik sendiri lebih banyak menyerang wanita daripada pria.
Gejala
Gejala umum dari rematik meliputi:
- Nyeri sendi
- Pembengkakan sendi
- Kekakuan sendi
- Kemerahan dan rasa panas di area sendi
- Kelelahan
- Demam
- Penurunan berat badan.
Berdasarkan jenisnya, gejala rematik terbagi menjadi:
Gejala rheumatoid arthritis:
- Sendi kaku
- Demam
- Hilangnya nafsu makan.
Gejala sindrom Sjogren:
- Mulut kering
- Mata kering, perih, dan teriritasi
- Pembengkakan kelenjar parotid.
Gejala ankylosing spondylitis:
- Rasa kaku dan sakit di punggung
- Rasa sakit di sekujur tulang belakang
- Nyeri di bokong dan punggung bagian bawah secara perlahan
- Nyeri di bagian tubuh antara leher dan tulang belikat.
Gejala lupus:
- Sensitif terhadap cahaya matahari
- Nyeri dada
- Rambut rontok
- Ruam di sekitar pipi
- Fenomena Raynaud, yakni perubahan pada warna jari-jari tangan atau kaki ketika terpapar dingin.
Gejala artritis psoriasis:
- Pembengkakan dan nyeri jari tangan atau kaki
- Nyeri di tumit atau telapak kaki
- Sakit pinggang
- Peradangan pada mata
- Ruam kemerahan yang tebal dan bersisik pada kulit.
Diagnosis
Secara umum, tidak ada tes tunggal yang dapat mendiagnosis penyakit rematik.
Dokter akan mendiskusikan gejala dengan pasien dan memeriksa tanda-tanda pembengkakan, kekakuan, atau kemerahan yang terlihat pada persendian.
Jika dokter menduga pasien terkena penyakit rematik, dokter akan melakukan satu atau lebih tes laboratorium untuk diagnosis, seperti:
- Tes darah, untuk membantu mendeteksi penanda peradangan, antibodi yang terkait dengan penyakit tertentu, dan fungsi organ yang abnormal
- Tes pencitraan, seperti sinar-X, pemindaian computerized tomography (CT), pemindaian magnetic resonance imaging (MRI), atau ultrasound pada sendi dan tulang.
Beberapa penyakit rematik, seperti penyakit Lyme, lupus, dan fibromyalgia, sulit didiagnosis, biasanya karena gejalanya tumpang tindih dengan kondisi lain.
Perawatan
Perawatan rematik ditujukan untuk meredakan gejalanya.
Biasanya, dokter akan meresepkan obat antiinflamasi non steroid (OAINS) untuk meredakan nyeri.
Akan tetapi, dokter akan meresepkan obat yang steroid jika gejalanya berat dan akan dirujuk ke dokter spesialis reumatologi.
Langkah lain untuk membantu perawatan meliputi:
- Mengelola stres
- Berolahraga secara rutin
- Beristirahat yang cukup
- Menjalani pola makan sehat.
Segera hubungi dokter jika mengalami tanda dan gejala reumatik.
Apabila telah didiagnosis reumatik, terus berkontak dengan dokter secara berkala untuk perawatan.
Komplikasi
Rematik sering menempatkan pengidapnya pada risiko untuk mengembangkan masalah kesehatan lainnya.
Peradangan kronis seperti rematik dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya, seperti:
- Diabetes
- Depresi
- Penyakit jantung
- Tekanan darah tinggi
- Kolesterol Tinggi
- Penyakit ginjal
- Masalah memori
- Osteopenia
- Osteoporosis.
Pencegahan
Belum ada kiat untuk mencegah penyakit rematik tertentu, termasuk ankylosing spondylitis, fibromyalgia, asam urat, radang sendi menular, penyakit Lyme, lupus, radang sendi psoriatik, dan radang sendi rematik.
Namun, dalam beberapa kasus, menghindari atau mengurangi pemicu tertentu dapat membantu mencegah flare.
Untuk lupus, tindakan antisipasi untuk menghindari pemicu umum, seperti stres, infeksi, obat-obatan tertentu, atau sinar matahari bisa dilakukan.
Melansir CDC, untuk mencegah asam urat, hindari diuretik, minum alkohol, mengonsumsi makanan dan minuman tinggi fruktosa, atau terlalu banyak makanan kaya purin (seperti daging merah, otot, kerang atau tuna).
source